Total Tayangan Halaman

Jumat, 24 Februari 2012

Modus Para Robin Hood Cinta

Modus JIA (Jaringan Ikhwan Alay) & JAN (Jaringan Akhwat Necis dan Nyebelin)

Sekilas judul tersebut akan terkesan menjatuhkan harga diri Ikhwan (yang merasa beneran Ikhwan), Namun perlu dipahami dan diluruskan bahwa TIDAK SELAMANYA Makna Konotasi Ikhwan adalah BAIK. Jadi jangan beranggapan setiap Ikhwan itu pasti sholeh, taat beragama dsb. Namun juga harus dipahami bahwa tidak boleh kita berprasangka buruk terhadap seorang Ikhwan, hanya gara-gara baca artikel ini kemudian setiap kenalan Ikhwan dicurigai (wadduh bahaya nih klo begini…!! :D).

Ya baiklah, saya tidak akan berlebar-lebar menjabarkan yang namanya ikhwan asal kata dan maknanya seperti apa, yang jelas diluar sana banyak Oknum-oknum Ikhwan Akhwat yang memanfaatkan kereligiusannya untuk mencari cinta.

Biar nggak bertele-tele pembahasannya langsung to the point aja kalii ya enaknya ^^v. inilah Modus-modusnya, eit jangan deg-degan gtu ah :p ok cekidot >>

VERSI IKHWAN
  1. Modus Perkenalan (Ta’aruf)
‘afwan ukh, boleh ana tau nama anti siapa? Paling tidak ketika kelak bertemu di tempat lain ana gak lupa memberi salam kepada anti. ^^

2.  Modus Memberi Bantuan
  • Ana punya ukhti buku yang anti maksud, bisa ana carikan kok. Kirim saja alamat rumah anti nanti ana antar langsung kerumah anti. ^_^
  • Duuh ukhti, hujannya deras banget lagipula sudah terlalu malam. Ana duluan ya, ‘afwan nih ana soalnya ga mau kemaleman. Ato anti bareng ana saja biar ga kemaleman juga!

    3.  Modus Butuh Pertolongan

    Jika ana boleh meminta, maukah anti menjadi guru privat untuk adik ana. Sebenarnya ana lagi mencari guru privat yang cocok dan ternyata anti sangat cocok.

    4.  Modus PDKT via calon mertua
      Wah ga nyangka bapak anti selera humornya tinggi juga, persis kayak bapak ana! Mungkin jika berkenan ana juga ingin memanggilnya Abi!

      5.  Modus Nasihat
        Mulai sekarang Insya Allah setiap harinya ana akan kirim sms nasehat ke anti. Agar anti senantiasa ada yang mengingatkan! Masalah pulsa ga perlu khawatir, semoga bisa menjadi amal baik ana dan anti.

        6.  Modus Foto Bersama
          Ukhti, ‘afwan kalo bisa anti agak majuan. Biar kelihatan jelas mukanya, kalo nyelip-nyelip begitu malah gak kliatan ntar.

          7.  Modus Memuji & Memberi semangat
            • Ana percaya sama anti, ayo maju jangan mau kalah! Hamasah! ^^9
            • Ukhti, jangan sedih gtu! Walaupun anti kalah tapi menurut ana anti selalu menang, nomor 1 deh pokoknya! Cemunguudh!
            •  ‘afwan ukhti, setelah menjelajahi facebook anti. Subhanallah yah, Qodarullaah ana dipertemukan dengan anti melalui facebook. Semoga kita bisa dipertemukan, untuk mempererat Silaturrahim.
            8. Modus Memberi hadiah
            • Kemarin ana ke toko buku, eh ada novel bagus judulnya “Kupinang Engkau dengan Bismillah” jadi sekalian ana beli mungkin saja anti tertarik!
            • Ukh, jangan lupa al-Qur’an yang kemarin ana kasih dibaca ya! Biar kamu dapet pahala dan ana yang ngasih juga kecipratan pahalanya! Hehehe ^^
            • Alhamdulillah ana dan keluarga baru pulang haji, ini ada sedikit hadiah Gamis & sajadah buat anti dan bapak anti! (kirain mau dikasih onta arab, hahahahha)
            • Ukhti ini buat anti, bunga mawar yang langsung ana petik dari Taman! Ana perhatikan daripada bunganya mati lebih baik ana kasih anti supaya bisa terus merekah!
            9. Modus Lamaran
              • ika hati ini adalah sebuah rumah, maukah anti menjadi penghuni yang senantiasa menjaganya?
              • Ijinkan kupinang engkau dengan bismillah
              • Silahkan buka mata kamu! (ngasih liat susunan lilin yang bertuliskan “Will you marry me?”
              • Menikahlah dengan ana ukh, ana berjanji bahwa ana akan selalu memberi kebahagiaan untuk anti.  Mulai dari sekarang hingga akhir hayat!
              Dan Modus-modus lainnya! Hehehehehe
                 ==================================

                VERSI AKHWAT
                1. Modus Kenalan
                ‘afwan, akhi namanya siapa ya? Soalnya ana rada kurang enak kalo setiap berpapasan Cuma diem-dieman!

                2.  Modus Meminta bantuan
                  • ‘afwan ana bisa minta tolong akh? Carikan ana judul novel “di jalan Dakwah kita merajut cinta dengan menikah”
                  • Akh, ana minta tolong mendesak nih! Antum dating saja ke kos2an ana, computer ana rusak berat. L pliizzz! Ana ga tau minta tolong sama siapa lagi, ana percya sama antum doing!
                  3.  Modus PDKT sama calon mertua
                    Wah Ibu antum memiliki karakter yang hamper persis seperti ibu ana! Senang ana kalo ketemu Ibu antum, serasa seperti ibu sendiri! Hhhh! ^^

                    4.  Modus Nashihat
                      Semoga antum gak bosen akh, ana kirimin sms taushiyah terus! Ana Cuma khawatir dengan keadaan antum yang sekarang ini! Janji ana agar antum terus berada di jalan dakwah!

                      5. Modus Memuji & memberi semangat
                        • Semoga sms ana tadi pagi bisa menjadi pemicu semangat antum tuk beraktivitas hari ini!
                        • Subhanallaah, sangat jarang sekali ada ikhwan kayak antum akh!
                        • Hamasah ya akhiii! Pecayalah janji Allah itu pasti!

                        6.  Modus Memberi hadiah
                          • Antum suka baca novel kan akh, ini ada novel judulnya “yaa Akhi, selamatkanlah aku”!
                          • Ini akh ana belikan Airsoft Gun buat antum, buat nambah-nambah semangat latihan!
                          7.  Modus Nyari Perhatian / Minta Dilamar
                            • Akh, jilbab yang antum berikan ternyata bagus. Ana suka! Suka sangat! ^^
                            • Ana baca artikel tentang Kriteria Suami Shaleh, dan setelah ana baca ana tersadar ternyata selama ini Kriteria2 tersebut ada pada diri antum!
                            • Akh, ana rasa hubungan kita berdua semakin hari semakin akrab! Namun tidak ada kejelasan ‘mau dibawa kemana hubungan kita’.
                            Masyaa Allaah, sungguh DAHSYATNYA membuat hati ini jatuh bangun dibuatnya!

                            Namun perlu dipahami bahwa tidak semua poin-poin diatas adalah salah! Jadi jangan mendeskreditkan beberapa tindakan diatas adalah bentuk rayuan gombal karena pada umumnya adalah sah-sah saja selama koridornya sesuai, ditempatkan sesuai dengan kondisinya! Bukan malah memanfaatkannya untuk suatu tujuan!

                            Dan mungkin ada yang menganggap ini merupakan hasil dari pengalaman pribadi si penulis, maka saya katakana YA BENAR! Tapi tidak semuanya, dan perlu dipahami bahwa ‘Tidaklah dikenal suatu keburukan melainkan ia pernah mengalaminya atau belajar untuk mengetahuinya agar terhindar dari perbuatan-perbuatan tersebut.” Dan “Pengalaman adalah guru yang terbaik”.

                            يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَ لْتَنْظُرْ نَفْسٌ ما قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبيرٌ بِما تَعْمَلُونَ

                            Wahai orang-orang yang ber iman! Takwalah kepada Allah dan hendaklah merenungkan se­tiap diri, apalah yang telah diper buatnya untuk hari esok. Dan takwalah kepada Allah! Sesung guhnya Allah itu Maha Menge tahui apa jua pun yang kamu kerjakan. [al-Hasyr : 18]

                            كَانَ النّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الْخَيْرِ. وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشّرِّ. مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي....

                            Orang-orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan sedangkan aku bertanya tentang keburukan, karena khawatir hal tersebut akan menimpaku.... [Hudzaifah Ibnul Yaman]

                            Wallahu A'lam Bishowab!

                            Surat Cinta Dari Jodohku..

                            Bismillahirrahmanirrahim…
                            Terinspirasi dari seorang ikhwan yang belum kuketahui siapa dia, yang begitu setia menungguku. Seolah ia mengirimkan surat cintanya ini ke dalam memori otakku.

                            ***
                            Aku ingin mengenalmu dengan sempurna
                            Tanpa penjajakan yang saat ini sedang marak orang lain lakukan. Cukuplah aku mengenalmu melalui murabbi, keluarga, ataupun lingkungan dakwah yang kita lalui bersama. Sejatinya aku tak akan pernah bisa mengenalmu, karena pernikahan adalah proses pengenalan yang berkesinambungan. Pernikahan bukanlah akhir tujuan perkenalan, namun awal sesungguhnya dari perkenalan. Aku memang tak mengenalmu, namun aku akan berusaha mengenalmu semampuku, setelah kita telah dinyatakan halal untuk saling mengenal.

                            Aku ingin melamarmu dengan sempurna
                            Tanpa pertukaran cincin terlebih dahulu seperti yang orang lain bilang tunangan. Cukuplah aku mengenalkan diri dan keluargaku pada keluargamu. Hingga tercipta keharmonisan awal yang sejatinya tercipta karena menghormati kesucian pernikahan. Aku memang tak sanggup memberikan banyak harta untuk melamarmu, namun di jalan dakwah yang akan ku jalani denganmu, aku berjanji untuk berusaha mencari harta semampu kita. Harta yang halal untuk kita pakai bersama.

                            Aku ingin menikahimu dengan sempurna
                            Tanpa terlalu banyak kemeriahan yang mendekati kenikmatan dunia. Cukuplah rasa bahagia yang menyelimuti keluarga, sanak saudara, beberapa kolega, serta kita berdua khususnya, menjadi keriangan tersendiri dalam haru yang tercipta karena telah sah-nya untuk menjalani biduk rumah tangga. Aku memang tak mampu untuk memberikan kebahagiaan berlimpah di hari pernikahan kita, namun aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia di hari-hari pernikahan kita nantinya. Sejatinya pernikahan bukanlah akhir dari perjalanan hidup kita, namun gerbang awal untuk membuka salah satu jalan menuju ridha-Nya.

                            Aku ingin mencintaimu dengan sempurna
                            Tanpa banyak kata yang membalut kebohongan belaka. Cukuplah rayuan dan candaan ringan untuk menghiasi pernikahan kita. Aku memang tak pandai merangkai kata romantis untuk selalu menyenangkanmu, namun aku tahu bagaimana memposisikan kedudukanmu. Kau bukan berada di atas kepala hingga selalu haus akan sanjung puja, bukan pula berada di bawah kaki untuk diinjak dan dihina. Kau adalah tulang rusuk kiriku, dekat dihatiku untuk selalu kucinta. Aku tidak berani berjanji untuk mencintaimu sepenuhnya, namun aku berani berjanji untuk selalu belajar mencintaimu sepenuhnya. Cinta sejati yang membuat kita semakin mencintai-Nya.

                            Aku ingin hidup bersamamu dengan sempurna
                            Tanpa banyak terpengaruh hal-hal yang menimbulkan perselisihan antara kita berdua. Cukuplah atas nama Allah segala tingkah polah kita, disertai Al-Qur’an penerang jalan hidup kita, dan Al-Hadits pengiring liku hidup kita. Aku memang tak bisa membuatmu bahagia selalu, namun aku berjanji untuk selalu ada dalam setiap suasana dan kondisi perasaanmu. Aku ingin menyediakan pundak dalam kesedihanmu, menjadi obat penenang dalam kegundahanmu, serta melebarkan pangkuan di saat kelemahanmu.

                            Aku ingin memperoleh keturunan darimu dengan sempurna
                            Tanpa ego yang menaungi diri masing-masing, kita berdua membicarakan persetujuan dalam perencanaan. Cukuplah kita berdua yang tahu akan keinginan dan kemampuan kita. Melaluimu, terlahirlah para jundi kecil pelengkap hidup kita. Yang menjadikanku pondasi bangunan pemikiran mereka, serta menjadikanmu madrasah berilmu yang tak ada habis-habisnya. Kita ciptakan generasi terbaik bangsa yang kan mengukir sejarah peradaban, setidaknya yang kan mampu membuat kita bangga, karena telah memiliki penerus dakwah seperti mereka.

                            Aku tak sempurna. Kau pun tak sempurna. Ketidaksempurnaanmu menjadi pelengkap ketidaksempurnaanku, hingga kita terlihat sempurna, meski hanya bagi kita berdua. Biarlah Allah yang Maha sempurna, yang berhak menilai kesempurnaan kita.

                            Proposal Pengajuan Nikah [CETAK & Kasih ke Ortu & Calon Mertua] ^_^

                            Latar Belakang

                            Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin

                            Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".

                            Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).

                            Ibunda dan Ayahanda tercinta... melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga”, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.

                            Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di  majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.

                            Dasar Pemikiran

                            Dari Al Qur’an dan Al Hadits :
                            1.     "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).

                            2.    "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).

                            3.    ¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36).

                            4.    Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).

                            5.    Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).

                            6.    Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).

                            7.    Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).

                            8.    Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).

                            9.    ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).

                            10.    Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).

                            11.    Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).

                            12.    Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).

                            13.    Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¡¨ (HR. Hakim dan Abu Dawud).
                            14.    Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).

                            15.    Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).

                            16.    "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah  (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda/i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."

                            17.    "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).

                            18.    Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).

                            19.    Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).

                            20.    Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).

                            21.    Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).

                            22.    Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang(HR. Abu Ya'la dan Thabrani).

                            23.    Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).

                            24.    Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).

                            Tujuan Pernikahan

                            1.    Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
                            2.    Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
                            3.    Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
                            4.    Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
                            5.    Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat/perilaku hina lainnya).
                            6.    Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
                            7.    Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)

                            Kesiapan Pribadi
                            1.    Kondisi Qalb (hati) yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Dalam sebuah atsar disebutkan:  “Man Jadda Wa Jadda.” (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
                            2.    Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
                            3.    Termasuk  tathhir (mensucikan diri).
                            4.    Secara materi, Insya Allah siap. Sebagaimana firman Allah, “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.”  (Qs. At Thalaq (65) : 7)

                            Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan
                            • Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
                            • Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
                            • Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
                            • Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
                            • Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik
                            Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :
                            • Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
                            • Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari  manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
                            • Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
                            • Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.
                            Memperbaiki Niat :
                            Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.

                            Niat Ketika Memilih Pendamping
                            Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).

                            "Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).

                            Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).

                            Dari Jabir radhiyallaahu 'anhu, Sesungguhnya Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam telah bersabda, “Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama."(HR. Muslim dan Tirmidzi).

                            Niat dalam Proses Pernikahan
                            Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).

                            Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya"(Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..

                            Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)

                            Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.

                            Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),

                            Meraih Pernikahan Ruhani
                            Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.
                            Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS  PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)

                            Penutup
                            "Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).
                            Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).

                            Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan..

                            YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"

                            ====================================
                            Maraji / Referensi :
                            1.    Majalah Ishlah, Edisi Awal Tahun 1995.
                            2.    Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasyid, 1994, Cet. 27, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
                            3.    Fikih Sunnah 6, Sayyid Sabiq, 1980, cet. 15, Bandung, Pt. Al Ma'arif.
                            4.    Kupinang Engkau dengan Hamdalah, Muhammad Faudzil Adhim, 1998, Yogyakarta, Mitra Pustaka.
                            5.    Indahnya Pernikahan Dini, Muhammad Faudzil Adhim, 2002, Cet. 1, Jakarta, Gema Insani Press.
                            6.    Rintangan Pernikahan dan Pemecahannya, Abdullah Nashih Ulwan, 1997, Cet. 1, Jakarta, Studia Press.
                            7.    Perkawinan Masalah Orang muda, Orang Tua dan Negara, Abdullah Nashih Ulwan, 1996, Cet. 5, Jakarta, Gema Insani Press.
                            8.    Kebebasan Wanita, jilid 1, 5, 6, A.H.A. Syuqqah, 1998, Cet.1, Jakarta, Gema Insani Press
                            9.    Sulitnya Berumah Tangga, Muhammad Utsman Al Khasyt, 1999, Cet. 18, Jakarta, Gema Insani Press.
                            10.    Majalah Cerdas Pemuda Islam Al Izzah, Wahai Pemuda, Menikahlah, No. 17/Th. 2 31 Mei 2001, Jakarta, YPDS Al Mukhtar.

                            Buat Kamu yang Aktivis Dakwah!

                            Aktivis Dakwah Juga Butuh Pendamping

                            Ku tatap waktu, membiaskan begitu banyak laku. Di suatu saat, ketika putihnya pagi memulai hari. Anganku merambatkan sebuah harap. Meski ingin sekali terkatakan, namun sungguh tertahan dengan sekuat tenaga dari sisa lelah semalam. Kebiasaan begadang para lajang yang konon katanya harus cepat melesat, tak kenal waktu, situasi dan tempat.

                            “Jangan pernah menaruh harapan pada manusia, jika tak ingin kecewa”, demikian sebuah petuah agung menjadi pegangan. Menjadi senjata paling ampuh untuk tetap berdaya sendiri, hanya mengandalkan diri sendiri. Dan menumpukkan semua harapan, tanpa pengecualian urusan, hanya kepadaNya.

                            Mungkin benar, sesiap apapun untuk kecewa, tetap saja itu perasaan tak nyaman, bahkan menyakitkan. Yang tak hanya mengubah senyuman jadi raut redup, tapi juga sesal, mungkin. Dan ini berlaku tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga sebaliknya, pun untuk orang lain. Maka, jangan pernah berharap pada manusia, dalam urusan apapun.
                            Namun, ada kalanya jiwa ini lelah. Ada saatnya ruhiyah ini melemah. Ada masanya senyap itu menyergap, ingati tentang kesendirian. Ah, kesendirian. Tak ku sesali, jika takdir ini masih berlaku hingga saat ini. Semoga tak berlebihan, kerena setiap keputusan di masa lalu, adalah hasil dari perenungan-perunungan hati, yang memberlakukan tentang harap dan kecewa itu. Bahwa memang pada kenyataanya, aku tak kan bisa menjaminkan diri pada tumpuan harapan yang berbinar dari setiap mata pemilik tempat labuhan, yang ditawarkannya kepadaku. Pun sebaliknya, akupun sangat membatasi ingin, agar tak berharap pada siapapun, karena akulah lokomotif untuk perjalanan hidupku, baik ketika sendiri, atau kelak berdua.

                            Angkuhkah ini? Karena selintas seperti menjadi semacam arogansi harga diri. Atau jangan-jangan ini juga masuk dalam wilayah keegoisan, yang hadir dalam bentuk yang tak hanya berbeda, tapi juga menelusup halus di cara pandang hidupku? Menjadi penyebab utama seringnya mengabaikan lelah dan lemah, di atas nama kemuslimahan.
                            Namun, bisakah ku argumentasikan sebuah wejangan? Tentang garis dasar perbedaan antara harapan dan orientasi. Yang dimaknai menjadi perbedaan antara menerima dan memberi. Sehingga untukku, awal kata “untuk apa” menjadi lebih penting dari “mengapa.” Dan menjadi sangat penting, ketika dalam sebuah urusan masa depan, pertanyaan ini ditunjukkan tak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk sang penawar tempat labuhan.

                            Entahlah..

                            Jika ini memang sebuah kesalahan, menjadi kewajibanku untuk memperbaiki. Tapi jika ini adalah kebenaran, aku harus bertahan disini, di ingin yang tak bisa diungkap.

                            Hanya saja, hatiku luruh, jiwaku membasah, ketika ku dapati kisah pada suri tauladan.

                            “Aisy..” Demikian panggil lembut penuh mesra sang Nabi SAW pada Aisyah, isterinya, sambil memegang ujung hidungnya dan menggosok-gosoknya. Ketika itu, Aisyah sedang dalam keadaan sedih, marah dan penuh luapan emosi.

                            “Bacalah; Ya Allah, ampunilah dosaku, singkirkan marah dihatiku dan selamatkan aku dari syetan” lanjut beliau SAW.
                            Ah, iriku menjadi. Mengingat disaat-saat aku keteteran mengendalikan emosi, akulah yang harus berusaha keras terus mengingatiNya, sendiri.

                            Lalu apanya yang salah? Jika Aisyah yang begitu hebat pun punya seseorang yang begitu dekat, mendampingi, mengingatkan dan menguatkannya. Tak hanya Aisyah ra, Nabi SAW, sang manusia paling sempurna di jagad raya ini, bukankah sebelumnya punya Khadijah ra, yang begitu sigap menentramkan gelisahnya, selepas wahyu pertama turun?

                            Jika manusia-manusia pilihanpun mempunyai pendamping, pengingat dan penguat dalam menjalani kehidupan? Maka, setiap kita yang hidup sekarangpun, tak mungkin menafikkan hal ini. Yang kemudian, ini tak lagi menyoal tentang harapan dan orientasi, menerima dan memberi yang pada akhirnya menyoal tentang kecewa. Karena fitrah diri, adalah jawaban jujur, bahwa setiap kita butuh penguat, yang tak hanya mendampingi, tapi juga menjadi bagian diri.

                            Itulah mungkin sebabnya, mengapa penguat itu disebut belahan jiwa.

                            Wallahu’alam bishawab.

                            Tips Memulai Hari dengan Cerah

                            Tips Memulai Hari dengan Cerah"

                            Hari yang cerah bukan ditandai dengan matahari yang bersinar terang atau udara yang sejuk, melainkan dari hati dan pikiran yang segar.. Kecerahan suatu hari dimulai dari diri kita sendiri.. Kita tahu bahwa sesuatu yang dimulai dengan baik merupakan separuh dari pencapaian tujuan.. Karena itu, memulai aktivitas hari ini dengan kecerahan suasana adalah modal besar untuk menyelesaikan hari dengan baik pula.. Bagaimana memulai hari dengan cerah sangat dipengaruhi oleh pola hidup kita..

                            Berikut beberapa tips ringan agar kita bisa memulai hari dengan cerah..

                            1* Mulailah dari malam hari..
                            Kita tak bisa berharap bangun dengan segar jika di malam harinya tak cukup tidur nyenyak. Hari esok yang cerah dimulai dari malam ini. Bila kita masih mempunyai masalah, yakinlah masih ada waktu esok untuk menyelesaikannya lebih baik lagi. Malam ini, beristirahatlah sebaik-baiknya..

                            2* Bangun pagi lebih pagi..
                            Bangunlah lebih pagi daripada terbitnya matahari. Jumpai keheningan dan kesunyian. Pagi buta adalah saat yang tepat untuk menemukan sisi damai dalam diri kita..

                            3* Damaikan pikiran dan tentramkan jiwa..
                            Jangan terburu melakukan aktivitas. Resapi saja suasana pagi yang damai ini. Berdoalah, sampaikan syukur atas hidup yang masih diberikan pada kita..

                            4* Segarkan tubuh..
                            Minum air. Hirup aroma tea atau kopi yang menyegarkan. Berjalan-jalanlah keluar. Pompa udara banyak-banyak ke dalam paru-paru. Lakukan olahraga ringan, Mandi dengan air segar. Bersihkan tubuh dengan baik. Tetaplah mengingat janji tadi pagi untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semesta hari ini..

                            5* Dapatkan sarapan secukupnya..
                            Isi perut secukupnya. Sarapan yang baik adalah modal untuk kebugaran tubuh kita sepanjang hari. Jangan asal kenyang, namun cukupkan kebutuhan energi dan gizinya..

                            6* Sapalah orang-orang yang kita jumpai..
                            Tebarkan senyum. Tak peduli apakah matahari bersinar cerah atau mendung menggelayut, sapalah orang-orang yang kita jumpai. Tanyakan kabar mereka, maka jangan terkejut jika mereka pun akan membalas senyum kita..

                            7* Jangan mengeluh..
                            Apa pun yang terjadi, entah hari itu hujan, jalanan macet, kereta datang terlambat, kendaraan mogok, atau apa pun yang terjadi, terimalah semua itu apa adanya & ikhlas..

                            Langkah-langkah untuk mengembangkan hati yang gembira untuk menghasilkan kesehatan yang baik dan jauh dari penyakit ::
                            1. Mengampuni / Memaafkan..
                            2. Mengendalikan lidah..
                            3. Bersahabatlah dengan orang-orang yang positif..
                            4. Berilah makanan yang sehat ke dalam pikiran kita..
                            5. Kehidupan berohani yang akan mengubah kehidupan kita..

                            In everything, give thanks..
                            Keep istiqomah wa hamasah..




                            *Kesendirian Tidak Selalu Mematikan!*

                            Banyak orang yang tidak menyukai kesendirian, karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
                            melelahkan.

                            'Sendiri oh sendiri'.. Ternyata hal remeh ini bisa
                            menjadi masalah besar bagi sebagian orang!

                            Apakah kamu termasuk yang demikian? :)

                            Memang, kesendirian seringkali di identikkan dengan hal yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran, sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!

                            Kesendirian bisa memiliki dua makna..

                            Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya, tanpa ada orang di sekitarnya.
                            Kedua, hanya berbentuk perasaan saja.

                            Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun merasakan kesunyian. Mungkin kamu pernah mengalami hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan rekan kerja, sahabat, keluarga, teman? dan lain sebagainya..!

                            Satu hal yang perlu kamu ingat, kesendirian dengan arti apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan segala situasinya.

                            Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih bermakna? Lakukan hal berikut :

                            1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif yang sangat kamu sukai, misalnya dengan membaca, menulis, olahraga, menyanyi? :) Apapun kesukaan kamu. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih menyenangkan!

                            2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi impian kamu dan belum sempat dilakukan. Kamu bisa membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.

                            Percaya deh, cara ini akan menyadarkan kamu akan sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya. Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi menyenangkan? ;)

                            3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang keinginan yang ingin kamu wujudkan selagi masih hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali 'keinginan gila' saat kamu masih kecil? Atau mimpi-mimpi lain yang belum terlaksanakan?

                            Saat itu kamu akan sadar, ternyata banyak sekali hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!

                            4. Dan yang terakhir.. Sebenarnya ini merupakan hal *utama* dan yang pertama yang harus kamu lakukan, Mendekatlah kepada Yang Maha Mencintai diri kamu (Allah SWT). Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat keberadaan kamu di dunia.

                            Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin kokoh kemampuan kamu mengarungi kehidupan dengan segala situasinya.

                            Intinya, jangan biarkan kamu terjebak dalam kesendirian dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya berlarut-larut, hingga membuat kamu putus asa.

                            Kalau kamu mau membuka mata, kita sebenarnya tidak pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar kita.

                            Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa kamu jadikan teman, dan ajak bicara!

                            Jika kamu mau terbuka, dalam kesendirian kamu bisa
                            merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian kamu bisa menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian, dan memaksimalkan potensi yang kamu miliki.

                            Dalam kesendirian pula kamu bisa mengungkap
                            kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan ego yang seringkali kamu temukan di keramaian!

                            Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan
                            saja kepada setiap orang, termasuk kepada kamu.

                            Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini kamu sedang dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',

                            kamu harus ingat, bahwa KESENDIRIAN TIDAK SELAMANYA MEMATIKAN!

                            Kelola-lah perasaan kamu dengan baik, dan buatlah
                            kesendirian menjadi lebih bermakna. :)

                            Allah always be there, bersamaku, bersamamu, bersama kita semua.. :)

                            Keep istiqomah wa hamasah..

                            ~::*SN*::~

                            ~::*CARA MENJADI ORANG YANG BIJAK*::~

                            1. Tidak Emosional,
                            hal itu berarti orang yang temperamental, mudah marah, meledak-ledak, gampang tersinggung, sulit menjadi bijaksana dan hanya dapat menjadi bijak dengan pertolongan Allah dan kegigihan usaha untuk berubah, jadi orang yang bijak adalah orang yang terampil mengendalikan diri. Berhati-hatilah jika kita termasuk orang yang mudah marah maka jika bertindak biasanya cenderung tergesa-gesa. Orang-orang yang emosional tersinggung sedikit akan sibuk membela diri dan membalas menyerang, ini tidak bijaksana karena yang dicari adalah kemenangan pribadi bukan kebenaran itu sendiri..

                            2. Tidak Egois,
                            orang yang egois jelas tidak akan dapat menjadi bijak, karena bijak itu pada dasarnya ingin kemaslahatan bersama, orang yang egois biasanya hanya menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Rasulullah selalu hidup dalam pengorbanan, begitu pula Indonesia dapat merdeka oleh orang-orang yang berjuang penuh pengorbanan. Orang yang bijak adalah orang yang mau berkorban untuk orang lain bukan mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri..

                            3. Suka Cinta dan Rindu pada Nasihat, 
                            akan sangat bodoh jika kita masuk hutan tanpa bertanya kepada orang yang tahu mengenai hutan. Jika kita di beri nasihat seharusnya kita berterima kasih. Jika kita tersinggung karena di sebut bodoh maka seharusnya kita tersinggung jika disebut pintar karena itu tidak benar. Jika kita alergi terhadap kritik, saran, nasehat atau koreksi maka kita tidak akan bisa menjadi orang yang bijak. Jika seorang pemimpin alergi terhadap saran atau nasehat, bahkan memusuhi orang yang mengkritik, maka dia tidak akan pernah bisa memimpin dengan baik.. 

                            4. Memiliki Kasih Sayang Terhadap Sesama, 
                            Rasa sayang yang ada diharapkan tetap berpijak pada rambu-rambu yang ada seperti ketegasan. Diriwayatkan bahwa orang yang dinasehati oleh Rasulullah secara bijak berbalik menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Orang-orang yang bijak akan sayang terhadap sesama. Berbeda dengan orang-orang yang hidup penuh dengan kebencian, dimana kepuasan bathinnya adalah menghancurkan orang lain. Pemimpin sebaiknya memiliki kasih sayang yang berlimpah tidak hanya pada waktu kampanye saja. Kasih sayangnya juga tidak hanya untuk satu pihak atau kelompok melainkan merata untuk semua golongan.. 

                            5. Selalu Berupaya Membangun, 
                            Orang yang bijak tidak hanyut oleh masa lalu yang membuat lumpuh tetapi selalu menatap ke depan untuk memperbaiki segalanya. Orang yang bijak akan membangkitkan semangat orang yang lemah, menerangi sesuatu yang gelap. Jika melihat orang yang berdosa, maka ia akan bersemangat untuk mengajak orang tersebut untuk bertaubat. Orang yang bijak ingin membuat orang maju dan sangat tidak menyukai kehancuran dan kelumpuhan kecuali bagi kebathilan. Semangat orang yang bijak adalah semangat untuk maju tidak hanya untuk dirinya tetapi juga bagi orang lain disekitarnya..

                            Keep istiqomah wa hamasah..
                            Allah always be there, bersamaku, bersamamu, bersama kita.. :)