Total Tayangan Halaman

Rabu, 18 Januari 2012

pacaran? boleh gak sih?

Anda muslim atau muslimah? Silahkan renungi opini di bawah.

Coba pikir, capek ga sih? curigaan, khawatir si dia selingkuh atau nggak suka lagi sama kita, rasa cinta yg sering berlebihan, hati yg tidak terjaga, sibuk dengan orang yg belum tentu jadi muhrim, belum lagi sampai membuat kita lupa akan Sang Pencipta. Atau sampai KEBABLASAN? Nauzubillah.

Yang di atas saya sebutkan itu, tidak lain dan tidak bukan ciri-ciri orang yang sedang pacaran. Ayo deh ngaku, yang saya sebutkan benar semua kan?

Pernah nggak terpikir, sebetulnya yang pertama kali menciptakan ide pacaran itu siapa? Syar’I nggak dalam Islam? Apa dulu Rasulullah SAW dan para sahabatnya mengajarkan pacaran?

Tau nggak, setelah saya cari tau, ternyata pacaran itu adalah budaya zaman JAHILIYAH. Budaya jahiliyah, mameen. Kita ini umat islam apa umat jahiliyah? Kalo ngaku umat Islam, ngapain masih pacaran??

hari gini masi pacaran? kuno banget.. Tau nggak kenapa saya bilang kuno? Ya karena pacaran itu budaya jahiliyah. Saya yakin orang Islam pasti tau arti zaman jahiliyah kan? zaman SEBELUM rasuluLLAH SAW DIUTUS KE BUMI. Zaman edan di mana banyak penyimpangan, kebebasan biadab, yang salah satu kebiasaannya adalah mengubur bayi perempuan hidup-hidup. Bener apa keblinger itu? Masih kuno banget kan? Ketinggalan jaman, kuper, norak. Masih mau menjadi salah satu indikasi orang yg terkena virus jahiliyah yg satu ini?

Sudah yakin dengan pacar kita yg nantinya akan jadi pendamping hidup kita, tapi belum berani menikahi dengan BERIBU alasan? Ngapain? Alesannya masih muda, masih pengen cari pengalaman, belum punya modal, masih pengen ngetes kesetiaan, masih pengen ini, itu.

Kalau emang udah yakin, nah langsung aja nikah. Atau sebetulnya, itu semua cuma alasan untuk menutupi ALASAN SESUNGGUHNYA bahwa KITA MASIH PENGEN CARI YANG LEBIH BAIK DARI DIA? Lha kalo gitu ngapain pacaran sama dia? Apa Cuma nyoba2 aja? Nah loh kesian ga tuh kalo ternyata pacaran Cuma jadi AJANG COBA-COBA. Kasian bener kan Cuma dijadiin bahan percobaan. Apalagi yang wanita, jadi bahan percobaan. Ya ALLAH, rugi banget itu. Pahala kagak, dosa mah iya. Cuma nyakitin hati lagi pas putus. Dobel penderitaannya! kckckck

Ada juga yang bilang kalau pacaran bisa meningkatkan semangat belajar? Yakiin? Kalau lagi galau karena pacar apa nggak berantakan tuh kuliahnya? Kayak orang frustasi, gamau makan, gamau ini, itu, nangis gerung-gerung sambil ngurung diri di pojokan kamar kayak tahanan rumah. Begitu yang dibilang semangat? Hellooo…

Solusinya? Gampang. MENJAGA HATI atau BERANI MENIKAHI! Kalau belum siap nikah, ya harus bisa jaga hati sampai siap menikahi. Apa nggak kasihan sama calon pasangan hidup kita nanti, kalau sekarang kita habiskan waktu kita untuk berduaan dan mengasihi orang yg belum tentu jadi muhrim. Sebaliknya, apa kita mau dapet ‘bekas’, karena calon pendamping hidup kita dulu pernah membagi hatinya untuk orang lain?

Ibarat orang beli buah ya, apa kita mau beli buah yang udah dipegang2 orang atau udah pernah dicicipin sama orang? Pasti maunya yg masih segar dan baru, dan belum pernah dipegang2 sama orang kan? Nah sama, pasangan hidup juga kayak gitu.

padahal sebetulnya menjaga hati itu gampang banget loh. cuma butuh SEDIKIT KEBERANIAN untuk memulai dan senantiasa membawa nama ALLAH di dalamnya. Menjaga hati sampai waktu yang ditakdirkan ALLAH. GAMPANG, asal kita mau. Sulit tapi bisa. Bukannya bisa tapi sulit.

Allah juga menegaskan dalam firman-Nya: "Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya." (QS an-Nûr [24]: 33).

Resepnya, perbanyak Puasa. Biar nafsu kita selalu puasa juga. Nanti lama-lama akan jadi biasa. Bisa karena biasa. Pernah denger motto itu kan?

"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu memiliki kemampuan untuk menikah, maka nikahlah, sebab nikah itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan; tetapi barangsiapa belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu baginya merupakan pelindung" (HR Bukhari)

Atau solusi kedua, mending nikah aja biar sekalian halal. Pacaran setelah nikah itu yakinlah akan lebih indah. Jalan kemanapun gaakan jadi fitnah. Bandingkan dengan yang cuma pacaran. Orang yg ngeliat pasti mikirnya macem-macem. Itu pacarnya ya? Apa siapanya? Koq begitu sih? Kalau bukan suami koq udah sebegitu mesranya sih, ga malu apa? Ups.

Siapa bilang kita nggak bisa nikah dengan tenang jika hanya melewati proses ta’aruf? Lha justru perkenalan lebih lanjut kan bisa dilakukan setelah nikah. Wong yang udah pacaran dan kenal bertahun2 aja juga nggak jamin rumah tangga bakalan langgeng to? Rugi pisan itu. Mending ikutin cara Islam deh. Selama kita masih punya iman, semuanya aman.

wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS An Nur:26)

Sesungguhnya tradisi ISLAM itu adalah PALING MODERN daripada tradisi budaya barat. Kenapa? Karena sumbernya langsung dari Al-Qur’an. Asli, murni, tanpa bahan pengawet (yang menjaga langsung dari ALLAH) dan ga pernah di revisi to? Bisa digunakan sepanjang zaman. Itu criteria modern yg sebenarnya. Hebat nggak tuh ALLAH.

Mending mana, dibilang kuno karena ngga pernah ngikutin budaya barat alias jadi korban mode, atau dibilang kuno karena ngga tau hukum2 Islam? 

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra [17] : 32).

Kesimpulannya, kembali lagi kepada Anda. Pacaran itu boleh apa enggak? Baik apa enggak?
Lha kalo pacaran diperbolehkan, lantas mengapa ada ayat Al-Isra ayat 32 seperti di atas? Bukankah pacaran itu berpotensi menimbulkan zina? Jujur dari hati kecilmu yang paling dalam..

keep istiqomah wa hamasah..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar